My Ladzidza...

Tempat berbagi ilmu, ide dan resep kue tentunya...

Berpetualang di Hari kemerdekaan  


Belakangan ini begitu banyak kelompok komunitas yang bermunculan di internet. Palanta, komunitas bloger Padang adalah salah satunya. Meski masih terbilang balita, namun komunitas ini telah memiliki ratusan anggota yang terdaftar dan 77 orang yang telah memperkenalkan diri.
Bertepatan dengan HUT Republik Indonesia ke 63 tanggal 17 Agustus 2008, Palanta mengadakan kegiatan jalan-jalan..menyusuri Gunung Padang hingga Pantai Air Manis yang terkenal dengan legenda Batu Malin Kundangnya. Kegiatan yang diberi nama Hiking Palanta Merdeka ini merupakan petualangan awal yang diadakan komunitas ini. Selain bertujuan untuk lebih mengakrabkan antar sesama anggota, jalan-jalan kali ini juga bertujuan untuk menyatukan/menyamakan visi, misi Palanta, serta merencanakan program Palanta selanjutnya Alek Gadang Palanta, Temu Blogger kota Padang II pada bulan November mendatang; sehingga nantinya diharapkan Palanta bukan hanya sekedar komunitas tempat berkumpul dan jalan-jalan saja, namun juga sebagai media tempat pembelajaran.Trip perjalanan kali ini mengharuskan peserta berjalan kaki sepanjang puluhan kilometer, naik turun bukit menuju Pantai Air Manis, dan dilanjutkan dengan menyeberang ke Pulau Pisang kecil.Dengan membawa bekal masing-masing, anggota komunitas ini berkumpul di depan Safari Cafe pantai Padang. Minggu pagi itu mereka janjian berangkat pukul 09.00 WIB agar bisa tiba, menyeberang ke dan kembali dari Pulau Pisang disaat air laut surut.Kegiatan hiking ini diikuti 25 peserta yang hampir semuanya laki-laki dari berbagai kalangan profesi. Mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, wartawan dan pekerja kantoran. Pada hiking perdana ini, Palanta juga mengangkatkan lomba antar peserta, yakni lomba postingan photo-photo dan postingan cerita seputar perjalanan dengan hadiah yang cukup menarik dari sponsor, yang terutama berasal dari para anggota Palanta juga.Tepat pukul 10.00 WIB akhirnya rombongan mulai bergerak menuju jembatan Siti Nurbaya di jalan Nipah, yang merupakan salah satu pintu gerbang menuju ke Pantai Air Manis. Selama perjalanan tampak keceriaan dari wajah-wajah peserta, karena ada berbagai alasan yang menyebabkan mereka mengikuti perjalanan palanta kali ini. Saya terakhir hiking ke pantai air manis pada tahun 1997 bersama rombongan rohis sekolah,kata Aw4nk, salah satu peserta yang juga merupakan mahasiswa dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota Padang. Lain lagi dengan Rian si Anak Dewa yang rela jauh-jauh datang dari kota Payakumbuh untuk mengikuti perjalanan kali ini karena belum pernah hiking ke pantai Air Manis, oleh karena itu kesempatan kali ini tidak boleh terlewati ujar nya.

Eksotisme perjalanan

Perjalanan hiking ke Pantai Air Manis merupakan perjalanan pertama yang diadakan oleh Palanta. Sebelumnya, Palanta hanya mengadakan pertemuan-pertemuan yang dikenal dengan nama kopi darat (kopdar), dan perjalanan kali ini sekaligus merupakan kopdar ke VI bagi Palanta.
Setelah hiking ke pantai Air Manis ini, selanjutnya Palanta bersiap menyusuri alam di daerah Batu Busuak dan Pulau Sikuai. Lokasi dan bentuk kegiatan biasanya ditentukan secara bersama oleh anggota Palanta yang aktif berkomunikasi lewat mailing list www.forum.palanta.org dan selanjutnya untuk teknis perjalanan dirembukkan dalam pertemuan kopdar.
Kegiatan hiking kali ini termasuk perjalanan yang cukup berat. Pasalnya, lokasi pantai yang dituju hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, melalui jalan setapak dengan lebar lebih kurang satu meter. Jalan yang merupakan satu-satunya sarana tranportasi penduduk sekitar dan juga dilewati oleh motor, menambah beratnya perjalanan, karena selain terjal, peserta juga harus waspada jika berpapasan dengan motor-motor tersebut jika tidak mau terserempet masuk jurang.
Jalan yang dibangun sekitar tahun 2005 ini sangat bermanfaat bagi penduduk kelurahan Bukit Gado-Gado kecamatan Padang Selatan ini. Pasalnya, selain akses menuju kota lebih cepat, perbukitan yang juga dijadikan sebagai tempat kuburan Etnis Tionghoa ini juga memudahkan para peziarah yang ingin mengunjungi makam leluhurnya. Terdapat berbagai bentuk kuburan Cina yang terlihat selama perjalanan, bahkan salah satu diantaranya bertuliskan meninggal pada tahun 1929.
Komunitas Palanta biasanya mengadakan kegiatan pada akhir pekan, sehingga tidak menggangu aktivitas rutin para anggotanya. Lokasi kegiatan juga masih berkisar seputaran kota Padang. Keanggotaan komunitas ini bersifat cair, siapa saja bebas masuk Palanta asalkan memiliki keterikatan dengan Padang, dan selanjutnya mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas ini. Selain di Padang, anggota palanta juga ada yang berdomisili di Papua, Jogyakarta dan Bandung.
Tujuan utamanya adalah mencari teman, membangun jaringan, memajukan dunia tulis-menulis dan pemblogeran di kota Padang khususnya, kata Maryulis Max, ketua Palanta yang ikut memprakarsai berdirinya komunitas ini pada bulan November 2007.

Perjalanan menyatukan para anggota yang semula tidak saling kenal, menjadi akrab dan bersahabat. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Air Manis, tidak ada kebisuan pada komunitas Palanta. Meski baru kenal, mereka sudah saling mencela, meledek, tertawa ngakak, berbagi makanan dan saling memberi semangat pada anggota yang kekelahan dalam perjalanan.

Di alam, para anggota kembali menemukan persaudaraan, sesuatu yang kerap hilang bila kita berada di lingkungan kerja. Pada saat makan siang, mereka saling menyatukan bekal dan makan bersama secara berkelompok (lihat photo).


Selain itu, anggota komunitas ini juga membuat komitmen untuk menjaga kelestarian alam baik di tempat yang sedang mereka kunjungi ataupun di tempat lain. Di pantai Air Manis kemaren anggota segera melaksanakan operasi semut bersih untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar lokasi kegiatan, dan menumpuknya pada tempat yang telah tersedia.

Datang dari berbagai latar belakang dan karakter yang berbeda, anggota komunitas Palanta bersama-sama mengadakan perjalanan jauh dan melelahkan. Bila tidak ada rasa saling pengertian, perjalanan semacam ini bisa menimbulkan konflik di antara peserta perjalanan. Hiking Palanta merdeka untuk pertama kalinya terbilang sukses, dan tepat pukul 16.30 WIB peserta kembali menuju pusat kota untuk kembali ke rumah masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas angkutan kota yang telah tersedia.(YS)

AddThis Social Bookmark Button

3 komentar

Posting Komentar