Aku, Mereka & IKAHIMSI
Perjalanan dan pengalaman mengikuti Musyawarah Nasional IV dan Seminar Nasional X IKAHIMSI di Medan pada tanggal 24-28 Februari 2004 merupakan perjalanan yang diwarnai dengan sikap suka dan duka, senyum dan cemberut. Namun hal yang terpenting yang aku rasakan bahwa perjalanan ini merupakan pengalaman yang bersejarah bagi kehidupan kami ke depan.
Pada awalnya kami, delegasi UNP yang pergi ke Medan aku (Yulia), ni Aisiah, Marleni, Riko, Alfath dan Abdurrahman sepakat tuk menulis semua pengalaman yang kami alami semenjak kami berangkat meninggalkan kampus pada hari itu. Hal ini disepakati karena pada perjalanan studi lapangan Jawa-Bali sebelumnya yang di laksanakan pada tanggal 22 Januari-5 Februari 2004 kami juga melakukan hal yang sama dan telah merangkumnya dalam sebuah buku travelling report yang berisikan tentang deskripsi dari perjalanan tersebut, yang dapat dinikmati oleh anak2 sejarah UNP semua.
Namun akhirnya setelah kembali dari
Ahad, 22 february 2004
Perjalanan Padang-Medan
Hari itu sekitar pukul 10.00 WIB kami, delegasi sejarah UNP yang akan bertolak mengikuti Munas dan Semnas Ikahimsi di Medan berkumpul di kampus. Dari kampus kami dengan di antar ketua jurusan dan temanQu Maria Ulfa kami menuju batas
Bis datang dan kami pun berangkat. Hati2 pesan kajur dan jangan lupa mencatat pengalaman kalian, itu pesan kajur yang aku ingat…[kami beruntung mendapatkan kajur seperti beliau pada saat kepengurusan kami], thanks ya pak..
Dari padang jumlah penumpang tidak begitu banyak, bahkan setelah menaiki penumpang di Bukittinggi jumlah penumpang bis ini belum sampai setengahnya, jadi kami bebas mau duduk dan nyantai dimana saja, diiringi oleh musik dari tape mobil yang cukup enak untuk di dengarkan di telinga.
Kejadian lucu dan menakutkan aku alami sewaktu bis mencari penumpang di terminal bukittinggi. Selagi asyik duduk sendiri sambil mendengarkan musik lewat walkman, bis kami dinaiki pengamen dan memaksa agar kami mau memberikan uang, tapi untung saja awak bisnya cepat datang dan melindungi kami. Setelah selesai urusan pengamen, naik lagi seorang pedagang koran dan tabloid, tanpa permisi dia langsung duduk disampingku, aku jelas kaget lah, secara dianya botak dan badannya agak kecil, yang kemudian menawarkan dagangannya “bali majalah ni, nova, aneka,dst” aku menolaknya dengan halus sembari bilang aku dah punya bacaan yang akan ku baca di perjalanan nantinya. Untung dianya tidak marah seperti pengamen sebelumnya, tapi malah ngajak ngobrol, dan dengan hati2 akupun meladeninya, namun samar2 aku dengar celetukan riko dari kursi belakang “Fat mba’ yul ketemu tuyulnya tuh, jangan lupa di catat ya..” *###$$$$///!!!!, awas ya ko..*
Alhamdulilah tak lama kemudian bis pun kembali melanjutkan perjalananya, aku lega bisa terbebas dari si pedagang botak tadi dan yang tidak leganya, riko dan alfat terus mengejek, “mba yul tuyulnya kok ditinggal….”Perjalanan dari perbatasan sumatera barat sampai sumatera utara cukup lancar dan pagi esoknya dari
Senin, 23 Februari 2004
Akhirnya senin, sekitar pukul 14.00 WIB kami sampai di
Setelah selesai kami pun turun kebawah untuk bergabung dengan teman2 yang lain yang sudah dahulu sampai, belum terlalu banyak kelihatannya, karena saat aku sampai di bawah yang ada hanya uji, husni dan teman2 dari unand. Sambil menikmati oleh-oleh dari
Setelah shalat magrib dan makan, kami merasa tidak sangup lagi untuk turun kebawah, bergabung dengan teman2 lainnya. Kami hanya istirahat di kamar hingga keesokan harinya, dan para peserta hingga malam itu masih ada yang berdatangan. Tiduuuuuur………
Selasa. 24 februari 04. pukul 09.00- selesai
Seperti yang telah Qu uraikan sebelumnya, hari ini kami para peserta memulai kegiatan dengan pembukaan oleh pihak yang berwenang di fakultas sastra USU, khususnya jurusan ilmu sejarah USU. Setelah pembukaan, kami menuju ruangan lain t4 dimana Munas ikahimsi akan di laksanakan. Ta’aruf antar delegasi pun terjadi dengan kaku [wlpn secara pribadi sudah ada yang saling kenal] namun yang namanya ceremonial tetap harus dilaksanakan *ya iyalah…*
Selanjutnya sosialisasi pelaksanaan dan pembacaan tatib munas dimulai oleh presidium sidang sementara oleh Toni dan Oddie, anak sejarah USU. Kemudian sebelum acara berlanjut ke agenda utama yakni munas ikahimsi, kami harus memilih pimpinan atau presidium sidang terlebih dahulu, dan akhirnya sesuai kesepakatan pilihan jatuh pada M N Syuhada (Undip), Robert “Robby” Riripoy (Unpatti) dan Aisiah (UNP) masing2 sebagai presidium sidang I, II dan III. [Qu rasa cukup mewakili keterwakilan tiap pulau di
Agenda utama alias munas pun kami awali dengan doa. Sebelum munas kami terlebih dahulu membuat jadwal atw agenda sidang munas agar kegiatan kami lebih terarah, dan ditetapkanlah agenda sebagai brkt:
1. LPJ kepengurusan ikahimsi 2002/2004
Pembacaan LPJ kepengurusan ikahimsi 2002/2004 diwakilkan kepada anak sejarah UI, karena Erwien Kusuma selaku sekjen telah menamatkan diri sebelum menyerahkan mandatnya di hadapan munas dan juga berhalangan hadir pada saat itu. Hal ini walaupun berat *hayo,,,berapa coba beratnya…* namun tetap dimengerti oleh para peserta sidang, karena wlpun berhalangan hadir paling tidak saudara erwien telah mendukung anak sejarah USU untuk tetap melaksanakan munas tahun ini.
Selain itu erwien dan rekan2nya juga telah meninggalkan manifesto yang cukup bermanfaat bagi ikahimsi [terutama bagi peserta munas IV], yakni kumpulan sejarah anak-anak sejarah yang terangkum dalam buku hitam ikahimsi yang telah dibagikan pada peserta sidang.
Setelah pembacaan LPJ selesai dan dengan sedikit penelaahan akhirnya sidang memutuskan untuk menerima LPJ tersebut dengan syarat. Syaratnya apa2 saja, Qu juga lupa tuh… itu urusan sekjen terpilih nantinya..
2. Sidang komisi
Sidang komisi diawali dengan pembagian komisi dan anggota2nya yang akan membahas tugas masing2 nantinya. Komisi A; membahas ttg AD/ART, komisi B; membahas ttg GBHPK, komisi C; membahas ttg rekomendasi dan komisi D; membahas ttg kriteria dan prosedur pemilihan sekjen. Selanjutnya tiap komisi dipersilahkan untuk melakukan sidang sesuai tugasnya di tempat yang mereka sukai hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Tidak ada yang begitu penting dan berkesan yang Qu alami pada saat ini, karena kita hanya membahas tentang rekomendasi untuk ikahimsi ke depan, dan itupun nantinya akan disetujui bersama dalam sidang pleno.
Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB atau setelah istirahat shalat asyar tiap komisi kembali ke ruang sidang utama untuk melaksanakan agenda selanjutnya yakni sidang pleno.
3. Sidang Pleno komisi
Selanjutnya sidang pleno komisi alias sidang penetapan hasil kerja dari masing2 komisi. Kesepakatan dan keputusan demi keputusan pun keluar dari mulut presidium sidang, setelah sebelumnya meng-ketok-kan palu ke meja…*ehmmmm* dan sidangpun berlanjut hingga malam bahkan hingga esok hari, karena tidak mungkin semua jadwal di selesaikan malam itu, bisa pada tewas peserta…
*g perlu terlalu ngotot kan tuk menyelesaikannya, toh dikemudian hari tidak semua yg telah kita buat dapat terjalankan, bahkan ada istilah yang beredar saat itu bahwa apa yang kita laksanakan hanya sekedar wacana, tp itu semua tergantung niat kita kok..*
Sesi sidang pleno komisi ini adalah sesi yang paling seru menurut Qu, bagaimana tidak, dari dari bermacam2 kepala dan latarbelakang budaya yang berbeda, kami berusaha tuk menemukan satu kesepakatan demi kemajuan ikahimsi, dan setiap individu ataupun golongan harus bisa menahan emosi masing2. namun kejadian yang tdk terduga justru malah datang dari presidium sidang sendiri, Robby WO dari ruang sidang hanya karena ketidaksetujuannya pada kesepakatan yang diambil peserta sidang. [pada saat itu kami hanya bisa tersenyum, dan mencoba tuk memberitahukan kepada rekan sekampusnya sammy apa maksud dari keputusan kami itu] dan setelah sammy menyampaikan kepada robby apa yang kami maksudkan barulah robby mau kembali masuk dan usut punya usut ternyata yang menjadi persoalan hanyalah masalah beda penafsiran dari redaksi kata yang kami sepakati, padahal maksud dan tujuan kita sama. [Yah inilah keragaman
Dari kejadian ini ada satu pelajaran yang Qu dapatkan, yakni dimanapun kita berada jika kita akan melakukan suatu komunikasi dengan seseorang ataupun sekelompok orang kita harus memperhatikan siapa yang jadi lawan bicara kita, agar nantinya pemilihan kata2 yang kita gunakan dalam berkomunikasi dapat menyampaikan maksud kita dan dapat pula dimengerti dengan baik oleh lawan bicara kita.
Selanjutnya sidang diskor atau ditunda hingga esok hari dan kami pun kembali kepenginapan.
Walaupun letih dan kantuk sudah begitu berat menggoda namun kami tetap harus melakukan perjalanan * ya iyalah, mangnya mau tidur di jalan..* agar bisa sampai di penginapan.
Sepanjang jalan kami menikmati indahnya suasana kampus Usu di malam hari, ada peserta yang hanya diam * terlalu ngantuk kali ya, ato malah dah tidur sambil jalan, hihi…* tapi ada pula yang tetap dengan keusilannya mengganggu peserta yang lain, bahkan ada pula yang membahas kejadian disidang tadi…*Yo suka2 e dewe’ lah..*
Rabu, 25 februari 04. pukul 09.00 WIB
Hari ini sidang pleno komisi kembali dilanjutkan. Dan agenda berikutnya adalah pemilihan sekjen IKAHIMSI 2004/2006, setelah sebelumnya presidium membacakan kembali apa2 saja hasil sidang munas yang telah kami sepakati sebelumnya.
4. Pemilihan sekjen ikahimsi 2004/2006
Tidak ada yang terlalu rumit dalam pemilihan kali ini, karena berdasarkan kriteria yang telah disetujui dalam sidang komisi sebelumnya hanya ada 6 nama yang dicalonkan yakni; M N Syuhada (UNDIP), Ajeng Dewanthi (USD), Wiwid “Ketel” Subakti (UNUD), Fajar Rusfan (UNAND), Iin Farinda A (UNM) dan Husni Thamrin (UGM). Dan setelah pemilihan dilaksanakan suara terbanyak diperoleh oleh Syuhada yang diyakini peserta sidang mampu untuk mengemban amanah serta menjadi sekretaris jendral IKAHIMSI periode 2004/2006.
5. Pengangkatan sekjen ikahimsi terpilih
Selanjutnya *kembali* ceremonial pengangkatan sekjen terpilih dilaksanakan serta penyampaian beberapa kata pengantar atas terpilihnya beliau sebagai sekjen ikahimsi 2004/2006. [ uh…begitu khidmad saudara2, karena tidak lupa kamipun menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum serah terima dilaksanakan].
Dan tugas pertama sekjen terpilih pun langsung dilaksanakan dengan bantuan kita bersama tentunya yakni penetapan tuan rumah atau universitas mana yang akan menjadi penyelenggara pada semnas dan munas selanjutnya. Dan kesepakatan pun jatuh kepada Universitas Udayana sebagai tuan rumah Seminar Nasional XI IKAHIMSI tahun 2005 dan Universitas Negeri Semarang sebagai tuan rumah Munas V dan Semnas XII IKAHIMSI tahun 2006
6. Penutup
Akhinya munas ikahimsi selesai, dan kita semua berdoa semoga apa2 yang telah kita buat dapat kita jalankan sebagaimana mestinya.
Setelah agenda utama munas IKAHIMSI kita laksanakan, perbincangan pun meluas, yakni seputar isi rekomendasi munas [hitung2 bgaimana realisasi awalnya]. Akhirnya kita sepakat untuk melaksanakan aksi damai ke DPRD Sumatera Utara esok harinya. Hal ini kita lakukan karena pada saaat itu telah bergulir wacana untuk menghapuskan mata pelajaran sejarah di sekolah2 (SD-SMU) oleh pemerintah.
Untuk bagaimana proses jelasnya aksi ini dapat terencana dengan baik Qu tidak begitu mengetahuinya, yang aku saluti,
Kamis, 26 februari 04.
Akhirnya aksi damai IKAHIMSI terlaksana juga, walaupun dengan jumlah peserta yang bisa dikatakan hanya sedikit. Aksi dimulai dari salah satu tugu bundaran di tengah
Tatap masa depan bangsa dengan belajar sejarah!
“Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah” demikian pesan Bung Karno sesaat setelah bangsa
Bukti lebih tragis sejarah telah dijadikan sampah ialah dengan bergulirnya wacana bahwa bidang studi sejarah di sekolah (SD-SLTA) akan dihapuskan oleh pemerintah! Bahkan, kurikulum bidang studi sejarah digunakan sebagai alat “melanggengkan” kekuasaan. Ironis, karena bagaimana mungkin bangsa
Guna menyelamatkan bangsa yang bersejarah, maka kami IKAHIMSI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia) menuntut :
1. Tolak penghapusan bidang studi sejarah di sekolah (SD-SLTA) !
2. Tolak “penyulapan” situs sejarah menjadi basis-basis kapitalis!
3. Lindungi dan selamatkan situs-situs sejarah dan cagar budaya nasional !
4. Menuntut kemudahan fasilitas serta finansial untuk penelitian, riset dan studi kesejarahan !
5. Realisasikan UU kepurbakalaan dan kesejarahan !
6. Perbaiki system pengajaran sejarah!
Selebaran ini disampaikan oleh :
IKAHIMSI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-
Setelah melakukan orasi di halaman gedung DPRD SU, akhirnya wakil ketua DPRD SU berkenan untuk menerima perwakilan Ikahimsi [Qu tidak tahu apa yang mereka perbincangkan…] dan berjanji akan meneruskan apresiasi kami ke tingkat atas [apa betul pak].
Setelah puas berorasi dan perwakilan Ikahimsi keluar dari kantor DPRD SU kami pun kembali ke penginapan, konvoi dengan mobil yang telah disiapkan panitia. Sungguh ini kali pertama Qu mengikuti aksi di luar komunitasQu, namun qu menikmatinya, mulai dari lagu2 aksi yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme [menurutQu] hingga aksi theaterical yang ditampilkan rekan2 usu.
Usai aksi dan setelah beristirahat, selepas magrib rencananya kami akan mengadakan evaluasi aksi, namun karena adanya undangan tuk menghadiri pementasan teater dari jurusan sastra USU agenda tersebut jadi batal dan kami pun bersama2 menonton pertunjukan theatre yang diberi judul “Profesor Botol”
Jumat, 27 february 04.
Hari ini agenda kami adalah mengikuti seminar nasional dengan tema belajar dari sejarah : Pemilu 1955 sebagai acuan menghadapi pemilu 2004 yang demokratis.
Namun sebelum menuju lokasi semnas, sambil membawa beberapa
Dengan aksi serta keluarnya berita aksi dalam surat kabar daerah Medan ini aku pribadi menilai bahwa upaya IKAHIMSI untuk memperkenalkan dan memperlihatkan eksistensinya kepada masyarakat, khususnya di Medan sudah dimulai, jadi tinggal bagaimana kita di daerah masing2 untuk melanjutkannya, hingga nantinya keberdaan IKAHIMSI ini bisa diperhitungkanlah oleh si pembuat kebijakan. *boro-boro bro…*,,,[sttt….g boleh pesimis tau…] Namun memang, hingga saat ini harapan itu kelihatannya belum terwujud………..*lanjuttttttt*
Seminar berjalan dengan lancar, dengan beberapa pembicara yang didatangkan dari pusat. Tidak ada kejadian yang begitu menarik, selain perdebatan antara pembicara dengan peserta, biasaalah ituuuu………
Seminarpun berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. Kami kembali ke penginapan untuk istirahat dan mempersiapkan diri, secara menurut info terakhir dari panitia pada pukul 02.00 WIB dinihari nanti kami akan melaksanakan field trip ke Danau Toba di Perapat. Namun disaat aku dan teman2 sekamar lg asyiknya istirahat, terdengarlah dari bawah suara lengkingan buk ben “Eva” memberitahukan bahwa keberangkatan ke parapat dipercepat, dan 15 menit lagi kami akan segera berangkat, bagi yang telat ya ketinggalan lah dia…
Tanpa dikomando lagi, aku, ni ai dan leni pun segera berkemas, tak tahu apa yang akan kami bawa untuk persiapan disana, kecuali kain shalat dan semua makanan serta minuman yang kami punya, karena bekal kami dari padang cukup banyak lho…
Goes to Parapat……
Danau Toba..
Setelah semua peserta turundan berkumpul di teras bawah, kamipun dipersilahkan tuk menaiki bis yang telah disediakan. Aku melihat ada dua bis yang telah stand by, dan aku memilih untuk naik bis yang pertama, karena lebih besar dan dengan sigap aku dan leni pun mengambil posisi di depan alias duduk dibelakang pak sopir agar bisa lebih leluasa melihat pemandangan. Akhirnya sekitar pukul 11 malam bis pun beranjak tuk meninggalkan penginapan menuju parapat. Bismillaahirrahmaanirrahim…
Aku ingat sebelum menaiki bis tadi aku sempat bertanya pada Eva kenapa kita harus berangkat malam dan dia mengatakan bahwa supaya rombongan bisa nyampe subuh di lokasi serta tidak terjebak macet di jalanan, karena jalur itu merupakan salah satu jalur yang padat di pagi hari, dimana banyak kendaraan pengangkut hasil bumi yang akan menuju medan tuk berdagang dan juga sangat suram dan rawan kecelakaan.
Selama dalam perjalana tak ada kata diam bagi penghuni bis, semuanya berkicau *burung kalee..* terutama penghuni bagian belakang yang sebagian besar komunitas pria.
Selain itu masih ada satu lagi kenangan dalam perjalanan tersebut yang sulit aku lupakan, hal biasa sih, tapi aku baru menyadarinya dua tahun kemudian klo ternyata itu luar biasa bagiku…* thanks tuk semuanya pren…*
Seiring berjalannya waktu, akhirnya kami sampai juga di perapat, tepian Danau Toba. Tepat sekali perkiraan panitia bahwa kami akan sampai subuh di lokasi, namun kali ini terlalu pagi malah, dan masih bisa dibilang dini hari karena jam baru menunjukkan pukul 03.00WIB. Persoalannya sekarang adalah tidak adanya tempat yang layak untuk kami pakai sebagai tempat beristirahat menjelang pagi hari, selain sebuah rumah panggung yang tidak terawat dan penuh debu pastinya. Hal ini sebenarnya bisa aku maklumi karena tuk menyewa penginapan tidak mungkin dilakukan panitia, itupun kalau suhu di lokasi normal2 saja, tapi kalii ini suhunya dingin bgt, dan kamipun tidak ada yang membawa persiapan seperti selimut misalnya, kecuali ada beberapa para lelaki yang bawa sarung dan sangat susah untuk meminjamnya, secara mereka pun pada kedinginan…hehe…
Peserta pada saat itu benar2 ga tahu harus apa dan bagaimana tuk menghadapi situasi yang seperti itu, karena tidak adanya instruksi dari panitia, ibaratnya kami hanya dibiarkan saja mau ngapain, terserah kami. Akhirnya aku, ni Ai dan Leni memilih tuk mencari Posisi Wuenak aja, agar kita bisa istirahat.
Sebelum menemukan tempat istirahat, aku dan Alfat merasakan ada sesuatu yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh yakni HIV “Hasrat Ingin Vivis”, dingin bgt githu lho.. dan setelah tidak satupun dari panitia tahu dimana lokasi WC terdekat, kamipun mengambil inisiatif sendiri [tetap syar’i tentunya] dan yang penting hasrat kami tersalurkan. Hehe… * fat masih ingat kejadian ini khan..*.
Kembali lagi, akhirnya kami [terutama anak2 UNP] memilih tuk meluruskan badan di atas rumah panggung dan dengan beralaskan koran yang diberikan panitia kamipun beristirahat tanpa mempedulikan lagi teman2 yang lain. Aku, ni Ai dan Leni tidur saling dekap tuk mengurangi rasa dingin yang begitu dahsyat, sedangkan Alfat, Riko dan Aman tidur dengan gaya mereka tersendiri di salah satu sudut yang lain.. tak lama terlelap, Eva datang sambil membawa selimut dan ikut bergabung bersama kami. Saling rebut selimutpun terjadi, hehe… dan akhirnya 4 pasang kaki kami berhasil ditutupinya, hanya kaki lho…* yah lumayan lah…*
Waktu terus berjalan, entah karena suhu dingin yang membuat enak tidur atau memang kaminya yang keletihan, yang jelas istirahat beberapa jam itu cukup memuaskan. Aku dan ni Ai terbangun tepat di waktu subuh datang, kemudian leni serta teman2 lainnya kami bangunkan agar kita bisa segera mencari mushalla tuk shalat subuh. Mushalla pun kami temukan, namun masih terkunci, dan bukan mahasiswa namanya klo kita tidak bisa masuk, akhirnya kami pun bisa berwudhu’ serta melaksanakan shalat subuh [maap ya pak, kuncinya kami rusak].
Setelah shalat, sembari menunggu mentari keluar dari peraduannya, kamipun beristirahat di teras mushalla, kumpul2 sambil memperbincangkan hal2 yang patut di perbincangkan..sambil menikmati bekal yang aku bawa dari penginapan [sampai ada kawan yg nyeletuk “enak ya gabung ma anak UNP, ada makanan terus’]. Dan meski hanya makanan ringan dan 2 botol air mineral yang kita nikmati bersama paling tidak cukuplah untuk memberi sedikit ketenangan pada cacing2 yang ada dalam perut kami.
Akhirnya sang mentari memulai tugasnya, kami beranjak tuk meninggalkan mushalla dan berkeliling mengenal lokasi sekitar tepian danau, karena kami belum juga melihat panitia, masih pada tidurnya mereka.. Menyusuri jalan yang ada, yang sedikit menanjak, kamipun sampai pada sebuah rumah yang sangat besar dan mewah, rasa ingin tahupun muncul. Setelah bertanya pada penduduk setempat kami tahu bahwa ternyata itu bekas rumah pengasingan Bung Karno dahulunya, dan berkat kepandaian “melobi” salah seorang teman kami dipersilahkan masuk oleh penjaga kebun/rumah tsb dan beliau pun berkenab ruk menjadi guide dadakan kami di rumah itu. Sembari menikmati dan mendengarkan penjelasan, beberapa teman tak lupa tuk mengabadikan peninggalan Bung Karno yang ada di dalam rumah. Puas menikmati suasana di dalam, kami beranjak menuju teras rumah yang ternyata, Subhanallah…pemandangan dari atas sini ternyata lebih apik lagi, danau toba terlihat megah dan luas sekali. Hal itu pun terjadi lagi, jepret…jepret…bak model, kamipun mencari posisi yang bagus untuk pemotretan….*####...*
Tanpa terasa sudah cukup lama kami kabur meninggalkan posisi awal kami, hingga panitia cukup binggung mencari kemana kami pergi, *salah sendiri, knp telat bangun..* dan setelah salah seorang teman mendapat sms pemberitahuan bahwa kami akan melakukan penyeberangan ke Pulau Samosir, kamipum bergegas untuk turun dan kembali ke posisi awal.
Penyeberangan ke pulau samosir yang berada di tengah danau toba memakan waktu sekitar 50 menit. Abang-abang, kakak-kakak, klo saya bilang horas; horas ya..itu yang penting, mosok lupa..!!! Yah, menjelang merapat di samosir ketua panitia mengingatkan kami tuk menyahut setiap kata ‘Horas’ yang diucapkan penduduk samosir bilamana kami sampai nanti. Akhirnya kapal merapat dengan selamat, setelah menjawab sapaan horas penjaga dermaga kami langsung turun dari kapal dan mendapati pemandangan wisata belanja yang sanggat menggoda karena banyak sekali para pedagang yang menjual aneka kerajinan tangan ataupun oleh2 khas
Puas memanjakan mata [krn aku tak beli apa2] dengan aneka kerajinan tangan yang unik2, selanjutnya kami di ajak panitia tuk mengunjungi makam raja sidabutar, raja suku tomok dahulunya. Penjelasan seputar sejarah raja sidabutar pun kami dapatkan dari si penjaga makam, dan suasana ngeri cukup aku rasakan..*banyak jin nya kali ya..*
Kemudian tak jauh dari makam, kami diperlihatkan dan diajarkan tari tor-tor oleh penduduk setempat dengan musik khas yang diputar oleh tape yang telah tersedia disana. Panitia mengatakan bahwa kami harus memberikan saweran [istilah jawanya] dengan cara menyelipkan uang di jari tangan sambil terus menari, karena nantinya para penari tersebut akan mendekat dan mengambil saweran tersebut dengan jari2nya sambil menari juga. Hal yang unik aku lihat disini adalah bahwa si penari tidak akan mau mengambil uang saweran yang jumlahnya kecil atau dibawah Rp5.000. Alhasil karena dana kami yang semakin menipis kamipun patungan tuk memberikan uang sawer, karena jika kami tidak memberikan sawer, mereka akan marah…
Waktu sudah mulai siang ketika kami akan meninggalkan pulau samosir untuk kembali menyeberang dan seterusnya kembali ke
Sesampainya kembali di tepi Danau Toba, kami istirahat sejenak sambil menunggu bis yang akan membawa kami kembali ke
Sampai di penginapan kembali kami beristirahat, karena malamnya menurut panitia akan ada acara penutupan. Dan setelah makan malam kami digiring [bola kalee..] menuju salah satu lapangan basket yang ada di kampus USU karena disanalah penutupan akan dilaksanakan. Sangat berbeda dengan pembukaan, penutupan kali ini tidak dilakukan secara resmi karena tidak dihadiri oleh pejabat yang berwenang karena memang acara ini dibuat panitia tuk semua peserta.
Aku tak mengetahui dengan jelas siapa sutradaranya, yang pasti malam itu kami mengadakan semacam renungan, merefleksi kembali kegiatan apa yang telah kami jalani selama seminggu ini, dan untuk apa ini kami lakukan. Pada saat itu kegiatan tersebut cukup membangkitkan rasa kebersamaan kita sebagai anak sejarah se
That’s my story…
Nb.
þ Sepulangnya kami kedaerah dan kampus masing2 aku tak tahu apakah sumpah/janji yang terucap malam itu hanya sebagai sumpah dan janji semata dan tetap menjadi sebuah wacana….karena semua ini hanya bisa aku liat dari perkembangan ikahimsi saat ini.. apakah tiap2 delegasi yang ikut kegiatan ikahmsi sudah mensosialisasikan keberadaan IKAHIMSI kepada para anak sejarah di kampusnya dan bersama2 melaksanakan program2 yang telah disusun. Ataw hanya malah sibuk dengan kepentingan sendiri2… dan itu jua lah yang aku lihat di sejarah UNP, putusnya mata rantai IKAHIMSI setelah dilaksanakannya munas dan semnas di Semarang 2007.
þ Setelah selesai mengikuti acara di
Akhirnya dengan iming2 gratis biaya hidup selama di Padang *apa coba…* dan mereka hanya memikirkan transportasi ke
Mau tau serunya perjalanan kami di Sumbar, makanya pantengin blog ini terus ya…. Okhee !!
Wassalam..
17 Mei 2008 pukul 12.57
Uni,ak indah dr UM,mantan ketua wilayah 3 yg br lengser.
Uni msh punya buku hitam yg ada sejrhnya ikahimsi?
(Uni,ironis skali cz saya dan teman2 pasca 2004 tdk ad yg tahu sejrh ikahimsi T_T)
so,kl uni msh ad buku itu tlg uni krm ke ak supaya ak bs sosialisasi (ya,ak jg b'cita2 nulis sejrh ikahimsi gt)...
Dank u uni yulia!
Indah Wahyu
dark_choco_yuumy@yahoo.com
085646329848
19 Mei 2008 pukul 12.39
ass indah.
dank u well jg dah tinggalin komen.
insya Allah uni kirimin deh. tunggu ja ya.
8 September 2008 pukul 16.13
Aslmkum ya.
Sory ngaduah, tadi lagi iseng caliak-caliak kampuang, tu batandang kamari sabanta. kan ndak ba a do ndak??
comment pertamo mancaliak blog ya langsuang lapa skali ya.. baa caranyo ko?? buko lamo lai ha.
btw, tau email / blog nyo MU ? danga-danganyo butuh bahan ajar dan sejenisnya, siapa tau RR bisa bantu, sebab HP MU acok dak aktif do. thanks ya....
eh baa nasib si kerip?? lah jadi kerip ik Ladzidza lo nyo ndak ???
ado kawan2 lain yang punyo blog lai ??? tlg kirim yo .1 x lg tengs.
10 September 2008 pukul 15.39
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.